12 Oktober 2012

Perangi Pasangan Haram Satpol PP Agam Akan Bangun Pos Di Tanjung Raya

Ditengah gencarnya para perantau Maninjau dan aktivis lingkungan hidup menghujat pencemaran air Danau Maninjau akibat kegiatan Karamba Jaring Apung yang jelas dilakukan secara halal. Sungguh miris membaca pemberitaan koran Rakyat Sumbar edisi Rabu 10/10/2012. Dimana pada saat ini masih banyak pasangan haram yang bergentayangan di penginapan-penginapan yang ada di pinggiran Danau Maninjau.

Dalam beberapa minggu terakhir saja sudah beberapa pasangan haram yang berhasil diamankan oleh petugas Satpol PP Kab Agam di penginapan sekitar Maninjau dan Gasang.

Dan lebih ironis lagi pemilik penginapan ini selalu melindungi dan mengakali agar para pelanggan mereka tidak terjaring razia petugas Satpol PP Kabupaten Agam yang belakang ini semakin gencar melakukan razia ke penginapan di sekitar Danau Maninjau, dengan membatasi waktu pelanggan mereka hanya 1 jam saja. Sehingga disaat petugas datang melakukan razia para pasangan haram ini sudah keburu check-out.
 
Markas Satpol PP yang berada Lubuk Basung dan jarak dengan Maninjau cukup jauh, sehingga memakan waktu hampir 1 jam untuk melakukan razia, sehingga rentang waktu yang lama itu mengakibatkan seringnya terlambat para petugas menciduk para pasangan haram ini. Melihat hal itulah Satpol PP Kab Agam berniat membangun satu Pos di Kecamatan Tanjung Raya untuk bisa memantau lebih intensif lagi gerak penginapan atau homestay serta para hidung belang yang rata-rata berasal dari luar daerah Danau Maninjau. Lalu bagaimana pendapat anda ?


Ranah Maninjau
Unknown Berita
10 Oktober 2012

Palai Rinuak

Palai RinuakRinuak adalah ikan kecil yang memperkaya alam Danau Maninjau, ikan berwarna kekuningan berukuran sebesar batang korek api dengan panjang sekitar 2 cm ini dapat diolah menjadi berbagai macam jenis masakan seperti di Goreng, Gulai, pergedel, keripik,  namun yang paling terkenal diolah menjadi Palai Rinuak atau pepes rinuak.

Palai Rinuak yang pengolahan nya memakai daun pisang ditambah bawang merah dan bawang putih serta sedidit cabe rawit sebagai bumbunya kemudian dibakar dengan bara api ini banyak ditemui di warung-warung pinggir jalan sekitar Maninjau dan menjadi oleh-oleh khas dari daerah ini.  
Pergedel Rinuak
Kelezatan Rinuak ini sangat membius bagi yang sudah mencicipinya, saking lezatnya beberapa pencipta lagu Minang menjadikan Palai Rinuak ini menjadi tema ciptaannya.

Rinuak atau sebahagian masyarakat menyebutnya rinyuak ini hidup ditempat-tempat yang teduh dan berada agak kepermukaan air, biasanya ikan ini banyak keluar sehabis hujan atau disaat terik matahari. 

 
Ranah Maninjau
6 Oktober 2012

Kelok 44

Kelok 44
Kelok 44
Kelok 44 adalah jalan yang menghubungkan Maninjau dengan Bukittinggi, sekitar 30 Km dari Bukittinggi. Jalan sepanjang 6 Km ini sebenarnya bukan lah merupakan objek wisata. Yang dimaksud dengan Kelok 44 adalah jalan dengan 44 buah tikungan atau belokan. menanjak mulai dari Maninjau sampai ke Ambun Pagi. 

Jalan yang dibuat dimasa penjajahan Belanda ini menjadi terkenal karena kalau kita melewatinya dari arah Ambun Pagi (Bukittinggi) atau menuruni nya, Suguhan pemandangan Danau Maninjau yang indah dapat kita nikmati dengan leluasa.

Namun bagi para pengendara mobil yang untuk pertama kali nya melewati jalanan ini, akan memberikan pengalaman tersendiri, karena turunan dan tikungan yang tajam dengan lebar jalan secukupnya membuat jantung deg-degan. Sering sekali mereka yang baru melewati jalanan ini berkeringat dingin bahkan kadang-kadang menyewa sopir setempat.

Sebagai gambaran Kelok 44 ini hanya bisa dilewati oleh mobil ukuran kecil dan menengah, untuk mobil ukuran besar tidak akan bisa melewati tikungan atau belokan nya, karena jarak jalan di tikungan tersebut tidak lebih dari 5-7 meter.

Kelok 44 ini lebih dikenal lagi karena menjadi rute yang sangat menantang dalam pelaksanaan Tour De Singkarak. Pada rute ini para pembalap harus melewati nya dari Maninjau melewati tanjakan yang melelahkan. Para pembalap Internasional sendiri mengakui bahwa Event Tour De Singkarak tidak terasa menantang jika tidak melewati rute ini.

Secara administratif Kelok 44 ini menjadi milik 2 Kecamatan di Ranah Maninjau, yaitu Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Matua.

Bagi para pengendara diingatkan agar berhati-hati jika melewati Kelok 44 ini terutama pada Kelok 5 dan Kelok 22 baik yang menanjak maupun yang menurun. Pada Kelok 5 ini dikenal dengan sebutan Kelok Siku Balam (Balam=Nama Burung) atau Kelok Batambuah ( Bertambah ).  Sedangkan untuk kelok 22 sendiri harus ekstra hati-hati karena Kelok nya dengan tanjakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelok lain nya. Selain dari itu mulai dari Kelok 1 sampai Kelok 16, jarak antar kelok nya lebih pendek.
  
Namun begitu, kalau tidak melewati Kelok 44 ini maka perjalanan anda ke Ranah Maninjau akan terasa belum lengkap dan sempurna.

Lokasi Kelok 44 di Google Maps dalam dilihat dibawah ini.



View Kelok 44 in a larger map



Sumber Fhoto : www.tourdesingkarak.com

Ranah Maninjau
Unknown Wisata
27 September 2012

Ikan Bada Ikan nya Danau Maninjau

Ikan Bada
Ikan Bada
Boleh dikatakan bahwa jenis Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) ini hanya terdapat di Danau Maninjau, karena sampai saat ini belum dijumpai spesies yang sama persis di daerah lain meskipun ikan yang mirip bisa dijumpai di danau atau sungai seperti Ikan Bilih di Danau Singkarang maupun Ikan Siluang dibeberapa daerah di Indonesia.
 
Jika dibandingkan dengan Ikan Bilih atau Siluang, Ikan Bada ini memiliki sisik yang lebih halus dan lebih terang, dengan ukuran badan yang lebih pendek.
 
Dari rasanya pun ikan Bada ini lebih manis dan lebih gurih, bisa diolah menjadi beberapa jenis makanan seperti di goreng, di gulai, di pepes dan yang paling special adalah di asapi atau di salai diatas bara api sehingga berwarna agak hitam kekuningan. Bada yang keringkan ini lebih dikenal dengan nama “Bada Masiak” atau Bada Kering. Dan ini adalah salah-satu makanan hasil Danau Maninjau yang paling diminati terutama oleh masyarakat yang berasal dari Danau Maninjau ini. Anda tertarik ..? silahkan datang dan coba sendiri.

bada masiak
Bada Masiak
Kalau anda mencoba memakan Bada Masiak ini di Jakarta, jangan heran jika satu porsi nya lebih mahal dari Rendang atau pun Dendeng yang sudah terkenal itu. Karena untuk harga mentahnya di Maninjau sendiri sekarang ini berkisar Rp 60.000,- sampai Rp 80.000,- per kilo nya.
 
Bada ini biasanya banyak ditangkap nelayan pada musim hujan, atau setelah turun hujan yang cukup lama, ditangkap dengan pukat, bagan atau dengan memakai lapun. Ada juga yang dipancing walau sekarang ini sudah tidak lagi dilakukan masyarakat nelayan Danau maninjau ini.

Selain dari Ikan Bada ini, masih ada beberapa ikan Danau Maninjau ini yang tidak dijumpai didaerah lain nya di Indonesia.
 


Ranah Maninjau
19 September 2012

Ambun Tanai

Ambun Tanai
Objek Wisata Ambun Tanai
Ambun Tanai adalah salah-satu tempat terbaik di Kecamatan Matua tepatnya di Ambun Pagi Nagari  Matua Mudiak lebih kurang 30 Km dari Kota Bukittinggi atau 32 Km dari Lubuk Basung Ibu Kota Kabupaten Agam. Untuk mencapai objek wisata ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari jalan lintas Bukittinggi-Maninjau. Kalau dari Bukittinggi persis sebelum menuruni Kelok 44 kita akan melihat Gapura bertuliskan Ambun Tanai 

Tidak jauh beda dengan Puncak Lawang, Ambun Tanai inipun merupakan unggulan wisata masa depan bagi Kabupaten Agam khususnya Kecamatan Matua.

Dari sini kita dapat menikmati pemandangan Danau Maninjau dengan leluasa dengan suhu sekitar 17-22 ÂșC dan merasakan lembutnya sentuhan sang bayu. 

Berikut peta lokasi objek wisata Ambun Tanai tersebut.


View Lokasi Wisata Ambun Tanai in a larger map

sumber fhoto : panoramio.com

Ranah Maninjau
Unknown Wisata