Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
6 Oktober 2012

Kelok 44

Kelok 44
Kelok 44
Kelok 44 adalah jalan yang menghubungkan Maninjau dengan Bukittinggi, sekitar 30 Km dari Bukittinggi. Jalan sepanjang 6 Km ini sebenarnya bukan lah merupakan objek wisata. Yang dimaksud dengan Kelok 44 adalah jalan dengan 44 buah tikungan atau belokan. menanjak mulai dari Maninjau sampai ke Ambun Pagi. 

Jalan yang dibuat dimasa penjajahan Belanda ini menjadi terkenal karena kalau kita melewatinya dari arah Ambun Pagi (Bukittinggi) atau menuruni nya, Suguhan pemandangan Danau Maninjau yang indah dapat kita nikmati dengan leluasa.

Namun bagi para pengendara mobil yang untuk pertama kali nya melewati jalanan ini, akan memberikan pengalaman tersendiri, karena turunan dan tikungan yang tajam dengan lebar jalan secukupnya membuat jantung deg-degan. Sering sekali mereka yang baru melewati jalanan ini berkeringat dingin bahkan kadang-kadang menyewa sopir setempat.

Sebagai gambaran Kelok 44 ini hanya bisa dilewati oleh mobil ukuran kecil dan menengah, untuk mobil ukuran besar tidak akan bisa melewati tikungan atau belokan nya, karena jarak jalan di tikungan tersebut tidak lebih dari 5-7 meter.

Kelok 44 ini lebih dikenal lagi karena menjadi rute yang sangat menantang dalam pelaksanaan Tour De Singkarak. Pada rute ini para pembalap harus melewati nya dari Maninjau melewati tanjakan yang melelahkan. Para pembalap Internasional sendiri mengakui bahwa Event Tour De Singkarak tidak terasa menantang jika tidak melewati rute ini.

Secara administratif Kelok 44 ini menjadi milik 2 Kecamatan di Ranah Maninjau, yaitu Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Matua.

Bagi para pengendara diingatkan agar berhati-hati jika melewati Kelok 44 ini terutama pada Kelok 5 dan Kelok 22 baik yang menanjak maupun yang menurun. Pada Kelok 5 ini dikenal dengan sebutan Kelok Siku Balam (Balam=Nama Burung) atau Kelok Batambuah ( Bertambah ).  Sedangkan untuk kelok 22 sendiri harus ekstra hati-hati karena Kelok nya dengan tanjakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelok lain nya. Selain dari itu mulai dari Kelok 1 sampai Kelok 16, jarak antar kelok nya lebih pendek.
  
Namun begitu, kalau tidak melewati Kelok 44 ini maka perjalanan anda ke Ranah Maninjau akan terasa belum lengkap dan sempurna.

Lokasi Kelok 44 di Google Maps dalam dilihat dibawah ini.



View Kelok 44 in a larger map



Sumber Fhoto : www.tourdesingkarak.com

Ranah Maninjau
Unknown Wisata
19 September 2012

Ambun Tanai

Ambun Tanai
Objek Wisata Ambun Tanai
Ambun Tanai adalah salah-satu tempat terbaik di Kecamatan Matua tepatnya di Ambun Pagi Nagari  Matua Mudiak lebih kurang 30 Km dari Kota Bukittinggi atau 32 Km dari Lubuk Basung Ibu Kota Kabupaten Agam. Untuk mencapai objek wisata ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari jalan lintas Bukittinggi-Maninjau. Kalau dari Bukittinggi persis sebelum menuruni Kelok 44 kita akan melihat Gapura bertuliskan Ambun Tanai 

Tidak jauh beda dengan Puncak Lawang, Ambun Tanai inipun merupakan unggulan wisata masa depan bagi Kabupaten Agam khususnya Kecamatan Matua.

Dari sini kita dapat menikmati pemandangan Danau Maninjau dengan leluasa dengan suhu sekitar 17-22 ºC dan merasakan lembutnya sentuhan sang bayu. 

Berikut peta lokasi objek wisata Ambun Tanai tersebut.


View Lokasi Wisata Ambun Tanai in a larger map

sumber fhoto : panoramio.com

Ranah Maninjau
Unknown Wisata

Aia Tajun Gadih Ranti

Aia Tajun ( Air Terjun ) Gadih Ranti ini terletak di perbatasan Jorong Dama Gadang dengan Jorong Arikia Nagari Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Untuk bisa sampai kesana kita harus melewati jalan dari Lubuak Sao, sekitar 56 Km dari Kota Bukittinggi atau 11 Km dari Lubuk Basung Ibu Kota Kabupaten Agam.


http://ranah-maninjau.blogspot.com/2012/09/aia-tajun-gadih-ranti.html
Berada di ketinggian ± 900 mdpl pada posisi kira-kira 100.190849 BT dan 0.308647 LS air terjun dengan ketinggian ± 45 Meter ini memang sangat eksotis. Disamping dua air terjun yang meniupkan titik-titik embun, disamping sebelah kiri terdapat pula beberapa air terjun kecil sehingga menambah indah nya pesona Aia Tajun “Gadih Ranti” ini.

Suasana sejuk dan udara dingin sangat cocok untuk melepas kepenatan dan lebih indah lagi jika berkunjung kesini pada jam 14.00-16.00 WIB, dimana sekali-sekali kita kan melihat bias pelangi pada titik-titik embun dari air terjun ini akibat pantulan matahari dari sebelah barat nya.

Fhoto Lain dari Air Terjun Gadih Ranti dapat Dilihat Disini

Peta Lokasi Air Terjun Gadih Ranti tersebut dapat dilihat Di Bawah ini :


View Lokasi Aia Tajun (Air Terjun) Gadih Ranti in a larger map

Ranah Maninjau
Unknown Wisata
18 September 2012

Puncak Lawang

Berada pada ketinggian 1210 mdpl, Puncak Lawang sangat terkenal karena menjadi tempat favorit untuk menikmati keindahan panorama Ranah Maninjau. Menyaksikan biru nya air Danau Maninjau serta langit diatasnya, menikmati hamparan sawah nan hijau dan merasakan nikmat nya angin yang berhembus pelan dengan suhu rata-rata 18-22º Celcius. Dari sini kita juga dapat menyaksikan Samudera Hindia di sebelah Barat perbukitan Danau Maninjau.

Dan memang dari zaman penjajahan Belanda, Puncak Lawang pun sudah difungsikan sebagai tempat peristirahatan para bangsawan mereka.

Selain menikmati keindahan Danau Maninjau, beberapa tahun terakhir Puncak Lawang menjadi lokasi "take-off" Olah Raga Paralayang. Beberapa kali Event Internasional telah digelar disini dan sudah menjadi agenda tetap tahunan bagi Pemerintah Kabupaten Agam dan merupakan lokasi terbaik untuk wilayah Asia Tenggara.


Untuk mencapai Puncak Lawang ini kita dapat memilih 1 dari 4 rute yang ada. Pertama melalui Matua, jadi kalau kita dari Bukittinggi sesampai di simpang tiga Matua kita harus berbelok kekanan. Memasuki jalan ini kita mulai menjumpai perkebunan tebu masyarakat dan Lawang sendiri merupakan penghasil tebu dan gula tebu terbaik di Kabupaten Agam dan bahkan Sumatera Barat.

Rute atau jalur kedua yang bisa ditempuh adalah melewati Ambun Pagi, lokasi nya sekitar 3 Km dari Matua tepat nya berada pada pangkal "Kelok 44" atau dibibir perbukitan Danau Maninjau. Melalui jalur ini kita akan terlebih dahulu menjumpai objek wisata "Ambun Tanai" yang keindahan nya tak kalah menarik dari Puncak Lawang itu sendiri. Sebenarnya Ambun Tanai ini masih dalam kawasan Puncak Lawang. Disini kita akan berjalan dipuncak perbukitan Danau Maninjau dan sangat dekat dengan bibir jurang di sebelah kiri nya. Untuk lebih memberi kepuasan dalam menikmati panorama Ranah Danau Maninjau sebaik nya melewati jalur ini.

Rute atau jalur ketiga dan keempat merupakan jalur alternatif, karena hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki, Rute ini sangat cocok bagi yang suka petualangan. 

Rute atau jalur alternatif pertama dapat ditempuh dari Pasa Bayua sekitar 4 Km sebelah Utara Maninjau. Melalui rute ini kita dapat mencapai Puncak Lawang dengan waktu sekitar 1,5-2 jam. Jalan setapak yang mendaki terkadang berada dibawah rimbun nya pepohonan.

Rute atau jalur alternatif kedua tidak jauh beda medan nya dengan jalur alternatif pertama, kita bisa memulai perjalanan dari Pasa Akaik sekitar 8 Km sebelah utara Maninjau. Melalui jalur ini pertama kita akan berjalan kaki diantara hamparan persawahan, setelah mulai menanjak rindangnya pohon-pohon pun akan ditemui. Pemandangan yang bedapun akan kita nikmati dari jalur ini. Untuk dapat mencapai Puncak Lawang kita akan menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam. 

Berikut Peta Lokasi Wisata Puncak Lawang tersebut,

 

View Wisata Puncak Lawang in a larger map


Ranah Maninjau
Unknown Wisata
16 September 2012

Danau Maninjau

Danau ManinjauDanau Maninjau demikian orang menamakan nya. Sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sambilan.

Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan di sebelah barat laut danau. Sungai inilah yang diberdayakan untuk PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang yang juga merupakan tempat take-off olahraga paralayang. 

Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.

Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.

Di danau ini sekarang juga tengah menjamur nya kegiatan pembudidayaan ikan air tawar yang lebih dikenal dengan Budidaya Karamba Jaring Apung.

Dengan keliling sekitar 50 Km, kita dapat menjelajahinya dengan rental motor atau pun sepeda yang bisa kita jumpai di seputaran Pasar Maninjau.

"Jika makan Arai Pinang
Makan lah dengan Sirih Yang Hijau.
Jangan Datang Ke Ranah Minang
Kalau Tak Mampir Ke Maninjau"

Pantun Presiden Pertama RI Ir Soekarno ini merupakan gambaran betapa indah nya pesona alam danau Maninjau.

Ranah Maninjau
Unknown Wisata