Terbuat dari potongan kayu bulat yang di lobangi, Tambua ini merupakan kesenian tradisional Minangkabau pada umumnya. Alat kesenian ini biasanya dipakai untuk melambangkan suka-cita dan biasa dipakai pada acara pesta pernikahan, penyambutan tamu-tamu istimewa atau dalam rangka acara "Batagak Gala Adat atau Batagak Gadang".
Tambua atau Gendang ini biasanya berukuran panjang 60-70 Cm dengan diameter 40-50 Cm, dengan ketebalan lingkarannya 1-1,5 Cm. Pada kedua sisi nya diberi kulit kambing yang telah dikeringkan dan dikencangkan sedemikian rupa mengunakan tali yang ikatan nya pun dibuat menarik.
Sebelum dipasang kulit kambing tersebut, Tambua terlebih dahulu di cat sedemikian rupa sesuai dengan ukiran khas minangkabau atau daerah Tambua itu berasal.
Ukuran diameter Tambua sangat mempengaruhi bunyi yang dikeluarkan, semakin besar diameter nya semakin bagus bunyi yang dihasilkan. Namun sulit nya mendapatkan pohon kayu yang berukuran besar sehingga biasanya dalam satu grup Tambua ini, hanya beberapa buah saja yang besar dan sering disebut "Induak Tambua" atau Ibu Tambua.
Untuk Daerah Maninjau sendiri, dalam satu grup tambua biasa nya memiliki jumlah yang ganjil, minimal 9 buah. Tambua dipukul secara serentak dengan irama dan gerakan yang teratur yang dikomandoi oleh sebuah alat kesenian bernama "Tansa". Berdasarkan irama Tansa ini lah alat kesenian Tambua ini ditabuh.
Biasanya didalam menabuh Tambua ini terkadang juga diiringi oleh "Pupuik Batang Padi" dan alat kesenian "Talempong" sehingga kemeriahaan semakin kental terasa.
Khusus pada acara penyambutan Tamu istimewa disamping bunyi-bunyian alat kesenian diatas, biasanya ditambah lagu dengan "Silek Galombang".
Dalam kesenian Tambua ini juga dikenal lagu atau irama pukulan yang sudah lama ada sejak zaman dahulu yaitu Lagu Atam, Siamang Tagagau dan Mars Duo Baleh. Lagu atau irama Atam sendiri terdiri dari 2 irama yaitu :
Di Kabupaten Agam sendiri, tambua dikenal luas diselingkaran Danau Maninjau seperti, Sigiran, Sungai Batang, Koto Kaciak, Koto Malintang dan lainnya. Untuk masing-masing daerah inipun memiliki ciri khas dalam menabuh Tambua ini.
Dari Maninjau kesenian Tambua ini menyebar ke Lubuk Basung dan daerah lainnya. Sehingga tidak heran kalau kesenian Tambua ini sangat mudah di jumpai di Ranah Maninjau ini dibandingkan di daerah lain di Kabupaten Agam.
Bahkan pada kejuaraan Tambua di Bandar lampung dan Bengkulu masyarakat yang berasal dari Ranah Maninjau inilah yang menjadi aktor dan pemenang nya.
Untuk lebih mengenal Kesenian Tambua ini, silahkan lihat Video dibawah :
Ranah Maninjau
Tambua atau Gendang ini biasanya berukuran panjang 60-70 Cm dengan diameter 40-50 Cm, dengan ketebalan lingkarannya 1-1,5 Cm. Pada kedua sisi nya diberi kulit kambing yang telah dikeringkan dan dikencangkan sedemikian rupa mengunakan tali yang ikatan nya pun dibuat menarik.
Sebelum dipasang kulit kambing tersebut, Tambua terlebih dahulu di cat sedemikian rupa sesuai dengan ukiran khas minangkabau atau daerah Tambua itu berasal.
Ukuran diameter Tambua sangat mempengaruhi bunyi yang dikeluarkan, semakin besar diameter nya semakin bagus bunyi yang dihasilkan. Namun sulit nya mendapatkan pohon kayu yang berukuran besar sehingga biasanya dalam satu grup Tambua ini, hanya beberapa buah saja yang besar dan sering disebut "Induak Tambua" atau Ibu Tambua.
Untuk Daerah Maninjau sendiri, dalam satu grup tambua biasa nya memiliki jumlah yang ganjil, minimal 9 buah. Tambua dipukul secara serentak dengan irama dan gerakan yang teratur yang dikomandoi oleh sebuah alat kesenian bernama "Tansa". Berdasarkan irama Tansa ini lah alat kesenian Tambua ini ditabuh.
Biasanya didalam menabuh Tambua ini terkadang juga diiringi oleh "Pupuik Batang Padi" dan alat kesenian "Talempong" sehingga kemeriahaan semakin kental terasa.
Khusus pada acara penyambutan Tamu istimewa disamping bunyi-bunyian alat kesenian diatas, biasanya ditambah lagu dengan "Silek Galombang".
Dalam kesenian Tambua ini juga dikenal lagu atau irama pukulan yang sudah lama ada sejak zaman dahulu yaitu Lagu Atam, Siamang Tagagau dan Mars Duo Baleh. Lagu atau irama Atam sendiri terdiri dari 2 irama yaitu :
- Atam Sikapak.
- Atam Pariaman.
Di Kabupaten Agam sendiri, tambua dikenal luas diselingkaran Danau Maninjau seperti, Sigiran, Sungai Batang, Koto Kaciak, Koto Malintang dan lainnya. Untuk masing-masing daerah inipun memiliki ciri khas dalam menabuh Tambua ini.
Dari Maninjau kesenian Tambua ini menyebar ke Lubuk Basung dan daerah lainnya. Sehingga tidak heran kalau kesenian Tambua ini sangat mudah di jumpai di Ranah Maninjau ini dibandingkan di daerah lain di Kabupaten Agam.
Bahkan pada kejuaraan Tambua di Bandar lampung dan Bengkulu masyarakat yang berasal dari Ranah Maninjau inilah yang menjadi aktor dan pemenang nya.
Untuk lebih mengenal Kesenian Tambua ini, silahkan lihat Video dibawah :
Ranah Maninjau
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kesenian
dengan judul Kesenian Tambua. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://ranah-maninjau.blogspot.com/2012/09/kesenian-tambua.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - 16 September 2012
Mau bertanya; dimana saya bisa membeli alat2 tambua di maninjau atau bukittinggi. Mohon informasinya
BalasHapus